Haruskah
Media Pembelajaran Berbasis IT
Oleh
Eko Wahyudi, S.Pd.,M.Pd.
Â
Guru
dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas, perlu menggunakan media. Hal
itu dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan merangsang minat belajar peserta
didik menjadi tinggi. Pada akhir pembelajaran diharapkan mendapatkan hasil yang
maksimal. Media pembelajaran memang bukan faktor utama dalam mencapai
kesuksesan guru mengajar. Namun, media akan memberikan dampak positif selama
proses pembelajaran berlangsung.
Peserta
didik tentu akan cepat “bosan†mengikuti pembelajaran dengan gaya ceramah
penuh. Penjelasan materi tanpa menggunakan media pembelajaran juga akan mudah
menguap dari memori mengingat padatnya informasi yang harus diterima. Jika
dalam sehari peserta didik menerima delapan jam pelajaran dengan rata-rata
empat mata pelajaran, maka boleh jadi materi yang terekam hanya pada jam-jam
awal pembelajaran.
Secara
umum media sebagai bagian integral pembelajaran maka guru harus mampu memilah
dan memiilih media yang mampu memunculkan daya tarik dalam pembelajaran.
Kegiatan belajar akan menjadi efketif dan efisien. Media dalam arti sempit berarti komponen
bahan dan komponen alat dalam sistem pembelajaran. Media dalam arti luas adalah
pemanfaatan secara maksimal semua komponen sistem dan sumber belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Pada
hakikatnya pembelajaran merupakan proses berkomunikasi, maka media dipahami
sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran. Menurut Anderson (1987)
yang dikutip Bambang Warsita (2008: 123), media dibagai dalam dua kategori,
yaitu alat bantu pembelajaran (instructional aids) dan media
pembelajaran (instructional media). Alat bantu pembelajaran merupakan alat
untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas materi (pesan) yang
disampaikan. Oleh karena itu alat bantu pembelajaran disebut juga alat bantu
mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film bingkai (slide) foto,
peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya, dan termasuk lingkungan
belajar yang dimanfaatkan untuk pembelajaran.
McLuhan
membatasi media adalah sarana yang disebut saluran, (media telah memperluas
kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas jarak dan
waktu tertentu) melalui bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.
Blacks dan Horalsen berpendapat, media adalah saluran komunikasi atau medium
yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan, di mana medium itu
suatu pesan berjalan antara komunikator ke komunikan.
Simpulan
dari beberapa pengertian media tersebut adalah suatu alat atau sarana atau
perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam berkomunikasi
(penyampaian dan penerimaan pesan) antara komunikator (penyapai pesan) dan
komunikan (penerima pesan).
Permasalahan
utama kini, haruskah media pembelajaran dibuat menggunakan perangkat sistem informatika?
Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat
alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education
and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Proses
pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik
dan peserta didik dengan peserta didik. Melalui proses pembelajaran, peserta
didik akan berkembangke arah pembentukan manusia sebagaimana tersirat dalam
tujuan pendidikan. Supaya pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
pendidik harus mampu mewujudkan proses pembelajaran dalam suasana yang kondusif.
Media
pembelajaran dari paparan diatas adalah media yang digunakan dalam proses dan
tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan
komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang
digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki peranan
penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.
Ada
persepsi bahwa pendidik dalam menyampaikan pembelajaran jika menggunakan media
bebasis IT dinilai memiliki kompetensi unggul. Dalam pandangan peserta didik,
guru tersebut mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan. Artinya,
kondisi guru dengan usia yang boleh dikatakan tidak lagi muda namun sangat
akrab dengan teknologi informasi. Sebaliknya, guru yang hanya menggunakan
peralatan sederhana – memanfaakan benda di lingkungan – apakah serta merta
dianggap guru yang tidak memiliki kompetensi unggul.
Substansi
pembelajaran merupakan proses mengomunikasikan materi kepada peserta didik. Jika
dalam proses tersebut terjadi interaksi yang baik, guru menyampaikan informasi
secara jelas, peserta didik dapat menerima informasi dengan mudah, maka pembelajaran
sudah berhasil. Media yang digunakan guru tidak diukur antara berbasis IT atau
bukan.
Menengok
pengalaman pada masa pandemi Covid-19 lalu, pembelajaran jarak jauh secaa
daring, menggunakan jaringan internet, ternyata keluh kesah muncul dari
berbagai pihak. Guru perlu belajar menggunakan perangkat IT. Bagi yang sudah
mampu, masih perlu menganalisis kertersambungan dengan peserta didik atau
tidaknya. Perangkat IT yang digunakan mampu diakses oleh peserta didik atau
tidak.
Begitu
pula bagi peserta didik, yaitu munculnya masalah utama karena tidak mempunyai
gawai. Mempunyai gawai tetapi tidak memiliki daa dukung mengakses aplikasi
pembelajaran. Mempunyai gawai tetapi tidak memiliki kuota data jaringan. Ada kuota
data, tetapi kesulitan jaringan (signal). Ada signal tetapi tidak memahami
maksud aplikasi pembelajaran. Siswa yang paling bermasalah adalah memiliki semua
perangkat sistem tersebut, namun enggan bahkan tidak mau belajar. Lebih dari
itu, dampak lain yang muncul akibat peserta didik akrab dengan gawai adalah
penyalahgunaan gawai di luar kepentingan belajar.
Mengingat
media pembelajaran merupakan alat bantu dalam memperagakan fakta konsep prinsip
atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau konkret, maka alat-alat
bantu tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkret untuk memotivasi
serta meningkatkan daya serap dan daya ingat peserta didik dalam proses
pembelajaran. Persoalan berbasis IT atau tidak tentu buka hal utama.
Namun
ada hal yang perlu diketahui terkait pemanfaat IT untuk pembelajaran, yaitu
pertama, materi pembelajaran bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Praktis lebih
memudahkan. Kedua, dapat mengakses melalui sumber pembelajaran jarak jauh:
melalui internet dan beragam situs, terdapat materi pembelajaran dalam jumlah
yang tidak terbatas. Ketiga, Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan
merupakan isu penting, terutama pada saat dilakukan ekspansi pendidikan. Keempat,
Pemanfaatan teknologi dan informasi dapat lebih memotivasi belajar, tentunya
penggunaan beragam media dalam pembelajaran, seperti video, televisi,
multimedia, yang dapat mengkombinasikan teks, suara, warna, dan gambar, dapat
memberi tantangandan materi otentik yang dapat melibatkan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Â
Penulis adalah guru bahasa
Jawa, peselancar situs pendidikan